Trump dan Serangan ke Iran: Antara Diplomasi yang Gagal dan Pengaruh Israel
Analisis Pakar Politik Internasional
Scott Lucas, profesor politik dari University College Dublin, menyampaikan pandangan tajam bahwa keputusan Presiden Donald Trump untuk mendukung serangan terhadap fasilitas nuklir Iran merupakan hasil dari manipulasi Israel. Menurut Lucas, Trump awalnya condong pada jalur diplomasi, bahkan telah menjadwalkan putaran keenam perundingan dengan Iran. Namun, setelah tekanan dari Israel yang merasa kecewa dengan pendekatan damai tersebut, Trump berubah haluan dan menyetujui aksi militer. Lucas menyebut bahwa Israel, di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu, memainkan peran penting dalam membentuk keputusan tersebut dengan menyampaikan ancaman akan bertindak sendiri jika AS tidak mendukung.
Pergeseran Strategi dan Dampaknya
Keputusan Trump untuk mendukung serangan pada 8 Juni, yang kemudian dilaksanakan oleh Israel pada 13 Juni, menandai pergeseran besar dari diplomasi ke konfrontasi. Langkah ini memicu pertanyaan besar di kalangan pengamat internasional mengenai sejauh mana pengaruh Israel terhadap kebijakan luar negeri AS. Lucas menilai bahwa tindakan ini bukan hanya melemahkan kredibilitas diplomasi AS, tetapi juga memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah. Ia menekankan bahwa keputusan tersebut lebih mencerminkan kepentingan politik jangka pendek daripada strategi keamanan jangka panjang.
Reaksi dan Kekhawatiran Global
Serangan ini memicu respons keras dari Iran dan meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas. Banyak pihak di komunitas internasional mempertanyakan motif sebenarnya di balik keputusan Trump, serta dampaknya terhadap stabilitas global. Lucas menutup analisanya dengan menyatakan bahwa insiden ini menjadi contoh nyata bagaimana kebijakan luar negeri dapat dipengaruhi oleh tekanan eksternal, dan bahwa diplomasi yang sempat menjadi harapan kini tergantikan oleh dinamika kekuasaan dan kepentingan geopolitik.